Tafakur Jumat
Man tawaadlo'a lilLaahi darojatan, rofa'a lLoohu darojatan, hatta yaj'alahu fiy 'Illiyyin
Wa man takabbaro 'ala lLoohi darojatan wadlo'a lLoohu darojatan, hatta yaj'alahu fiy asfala ssaafiliin
(HR Imam Ahmad dari Abu Sa'id AlKhudry)
Siapa tawadlu' karena Alloh 1 derajat, Alloh angkat 1 derajat, hingga mencapai maqom 'Illiyyiin.
Siapa takabur atas Alloh 1 derajat, Alloh turunkan 1 derajat, hingga mencapai Asfala ssaafiliin.
---
Tetangga kita yang Hindu punya istilah moksa
lenyap jasmani & ruhani menghadapNya.
Prabu Joyoboyo Kediri diyakni menghadapNya dengan moksa.
Nabiyulloh Idris as,
Nabi Ilyas as,
Nabi Isa as,
ke syurga/langit menghadapNya jasmani dan ruhani.
Para murid sufi belajar fana.
Tidak ada aku.
Hanya Tuhan yang ada.
Mencapai titik puncak perjalanan spiritual seperti itu tidak mudah.
Terlalu banyak ciptaanNya yang menarik perhatian,
yang mempesona,
menghentikan perjalanan mencariNya.
Salah satu cara fana, adalah seperti petunjuk Kanjeng Nabi saaw di hadits tsb.
Belajar tawadlu.
Belajar merendah.
Tiap hari.
Meratakan dahi dengan tanah.
Setidaknya dalam sujud 17 rokaat x 2 sujud.
34 sujud.
Dan merasakan tiap kali sujud itu kita ini debu belaka.
Bayangkan misalnya ruh kita bisa mi'roj saat sholat.
Mencapai bulan.
Melihat badan yang sedang sujud.
Dalam perjalanan mi'roj ke atas, nampak badan terus mengecil.
Lihat badan yang sujud
di suatu mesjid
di suatu RT
di suatu RW
di suatu desa
di suatu kecamatan
di suatu kabupaten/kota
di suatu provinsi
di suatu pulau
di suatu negara
di suatu benua
terus ke atas
sampai bulan.
Melihat bumi.
Bukankah kita debu belaka?
Belum lagi jika ruh bisa terus naik.
Dekat matahari.
Melihat semua planet.
Terus jalan-jalan dari satu bintang ke bintang lain.
Hingga pusat galaksi Bima Sakti.
Masih nampakkah badan yang sedang sujud itu?
Terus jalan-jalan lagi.
Dari galaksi Bima Sakti ke Andromeda,
ke galaksi-galaksi lain?
Terlalu BESAR
DIA SWT
Pencipta Alam Semesta ini untuk dibayangkan.
We are nothing
HE is Everything
Dengan setiap tajalliNya
melalui tiap Asmau lHusnaNya
dalam tiap ciptaanNya.
AlLoohu Akbar .....
Subhaana Alloh....
sebanyak ciptaanNya
sebanyak kata KUN-Nya
sebanyak yang membuat Nya ridlo.
Jangan berhenti jadi debu.
Sesungguhnya lebih banyak kandungan air dalam tubuh kita.
Air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.
Jika ada cara untuk merendah dari tiap ciptaanNya, merendahlah.
Agar ada ilmu dan rahmah mengalir dari tiap ciptaanNya.
Aah, tak perlu malu tidur beralas blarak,
beratap langit,
berbantal batu,
berbaju selembar,
makan minum seadanya,
dengan peralatan paling sederhana.
Bahkan andaipun tanpa sendok untuk makan,
atau gelas untuk minum,
pakai tangan pun jadi.
Para murid thoriqot Sadzaliy perlu melalui itu setahun di tahap awal tirakatnya.
Untuk dilatih terus oleh gurunya di tahap-tahap berikutnya dengan pengalaman2 spiritual lainnya.
Wa lLoohu a'lam
Bandung, 23 Syawal 1442H
alfaqir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar