Tafakur Jumat
"Di antara pepohonan, ada pohon yang menjadi model muslim."
Aku (Ibnu Umar) ingin katakan, pohon kurma.
Aku, anak kecil di riungan itu, menunggu, diam.
Nabi saw melanjutkan, "Ia itu pohon kurma".
(HR Imam Ahmad, dari sanad beliau hingga Ibnu Umar)
Di Arab pohon kurma.
Di sini pohon kelapa.
Dengan akar serabut yang nyokot kuat di tanah, pohon kelapa lurus ke atas.
Berbuah tiap saat.
Pohonnya
blaraknya, janurnya, dicari.
buahnya, yang muda, tua, dicari.
Air kelapanya, air niranya (bahan legen), menyegarkan.
Air nira digodhog terus jadi gula merah.
Parutan kelapa, untuk bahan pelas, bothok, urap.
Santannya, untuk lodeh, dan macam2 sayur lain.
Parutan kelapa + juruh gula merah + olahan ketela rebus bisa jadi :
Kicak, cenil, gethuk, dll.
Kelapa ini dijadikan simbol gerakan pramuka.
Tidak hanya pramuka,
Nabi saaw menginginkan tiap umatnya, punya manfaat di masyarakat sekitar.
"Berkah Alloh untuk masyarakat, di manapun aku berada", dhawuh Sayidina 'Isa as ( aw ka maa qoola ).
*
Para filosof lingkungan mutakhir (di video ngaji filsafat Ustadz Fahruddin Faiz) menemukan, bahwa tidak hanya setiap tanaman dan hewan punya peran dalam suatu ekosistem, bahkan tanah, air, udara, bangunan2 di situ saling punya peran untuk membuat ekosistem yang indah dan nyaman.
Perlu menjaga kelangsungan hidup semuanya agar harmoni tetap terjaga.
*
Tersadar dari pelajaran beliau, nyoba nyari apa manfaat kecoa.
Browsing, nemu 4 manfaat kecoa.
Dia itu makanan katak dan binatang lain, di rantai makanan.
Kotoran kecoa, bermanfaat sebagai pupuk organik tanaman.
Mempelajari kakinya yang kokoh, ahli kesehatan membuat kaki tiruan untuk manusia.
Bisa hidup di lingkungan seputar kamar mandi,
ternyata di kepala kecoa ditemukan 9 molekul antibiotik yang lebih kuat dari amoxylin.
Robbanaa maa kholaqTa haadzaa baathilaa
Yaa Robb, tidak sia-sia Kau cipta kecoa.
Adalah tantangan, untuk mencari manfaat setiap ciptaan.
Agar ketika melafazhkan Alhamdu lilLaahi Robbi l'aalamiin makin berkesan.
Wa lLoohu a'lam
Bandung, 14 Selo 1442H
alfaqir